LAPORAN PEMERIKSAAN BERAT JENIS SAMPAH, KOMPOSISI SAMPAH, KADAR AIR SAMPAH DAN KADAR VOLATIL SAMPAH
MATA
KULIAH : PTPS - A
DOSEN
/ INSTRUKTUR :
Rafidah, S.ST
LAPORAN PEMERIKSAAN
BERAT JENIS SAMPAH,
KOMPOSISI SAMPAH,
KADAR AIR SAMPAH
DAN KADAR VOLATIL
SAMPAH
MUHAMMAD BASKORO BASRI
P0.71.3.221.11.1.051
II.B
P0.71.3.221.11.1.051
II.B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM
STUDI D. III
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kita
kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Laporan “Pemeriksaan Berat Jenis Sampah, Komposisi
Sampah, Kadar Air Sampah dan Kadar Volatil Sampah”. Laporan yang
merupakan suatu tuntutan yang harus di selesaikan pada Mata Kuliah PTPS-A.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaa laporan ini.
Semoga laporan yang kami buat bisa menjadi penuntun
bagi kita semua dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing kami yang telah memberi pengarahan dalam pembuatan laporan kami.
Makassar, Desember 2012
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Bab
I : Pendahuluan
A.
Latar Belakang 1
B.
Tujuan 2
Bab
II : Dasar Teori
A.
Pengertian
Sampah 4
B.
Komposisi Sampah 7
C.
Sampah
berdasarkan bentuknya 8
D.
Kadar Air Sampah 8
E.
Kadar Volatil
sampah 9
Bab
III : Metode Praktikum
A.
Lokasi dan Waktu 14
B.
Prosedur
Pelaksanaan 14
Bab
IV: Hasil dan Analisa Hasil
A.
Pemeriksaan Berat
Jenis Sampah 20
B.
Pemeriksaan
Komposisi Sampah 20
C.
Pemeriksaan
Kadar Air Sampah 21
D.
Pemeriksaan
Kadar Volatil Sampah 23
Bab
V : Penutup
A.
Kesimpulan 26
B.
Saran 26
Daftar
isi
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampah masih menjadi masalah di
hampir semua kota di Indonesia. Mulai dari kota kecil sampai kota metrolitan
sekalipun. Berbagai alternatif penyelesaian sampah telah diusahakan oleh
berbagai pihak, tetapi tampaknya belum memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karena
keprihatinan inilah, maka diteerapkan suatu teknologi terapan yang diaplikasi
dari berbagai teknologi canggih berbagai negara agar mendapatkan suatu teknik
pengolahan sampah yang benar‐benar
sempurna dan bermanfaat guna. .
Sampah dapat menimbulkan masalah kesehatan dan
keselamatan lingkungan, bila sampah tidak dikelola dengan baik. Umumnya sampah
kota di Indonesia terdiri dari 60 % sampah organik dan 40 % sampah anorganik.
Sampai saat ini Indonesia belum memiliki sistem pengolahan sampah terpadu.
Sistem pengolahan sampah hanya mengolah sampah menjadi pupuk kompos padat dan
sanitary landfill di suatu TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Sistem
sanitary landfill berbahaya, karena selain menyebabkan polusi juga dapat
menimbulkan ledakan lokal.
Pengelolaan sampah membutuhkan
dukungan semua lapisan masyarakat, baik masyarakat desa maupun masyarakat kota.
Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke jalan, drainase, sungai, atau danau
dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan aroma tak sedap. Selain itu, sampah
dapat menyebabkan polusi dan munculnya berbagai jenis penyakit, seperti
penyakit gatal, kulit, perut, diare, disentri, kolera, ISPA (infeksi saluran
pernapasan atas), demam berdarah, leptospirosis, dan penyakit lainnya.
Pengolahan sampah berwawasan lingkungan (PSBL),
menerapkan suatu prinsip zero‐waste
systems seperti dilakukan oleh Jepang, Kanada, Australia, Rusia, Jerman,
Hongaria, China, India, dan Korea Selatan. Dalam hal ini semua sampah diolah
menjadi bahan bangunan, pakan ternak, gas methan, dan pupuk. PSBL aman bagi
kesehatan dan keselamatan lingkungan, bahkan PSBL dapat dibangun pada suatu
kota yang berpenduduk relatif padat atau di tengah kota. Sebagai contoh PSBL di
Sapporo (Jepang), Bombay (India), Seoul (Korea Selatan), Budapest (Hongaria),
dan kota besar lainnya.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini,
yaitu:
1. Untuk
mengetahui berat jenis sampel sampah dari sumber tertentu.
2. Untuk
mengetahui komposisi sampel sampah dari sumber tertentu.
3. Untuk
mengetahui kadar air sampel sampah dari suatu lokasi sumber tertentu.
4. Untuk
mengetahui kadar volatil sampah yang terkandung pada suatu sampah.
BAB
II
DASAR
TEORI
A.
Pengertian
Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Astriani, 2009)
atau Sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak
berbahaya (non hazardous). Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industriI, tetapi bukan
yang biologis (Febry, 2009). Berdasarkan
komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Sampah
Organik
Sampah Organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2. Sampah
Anorganik.
Sampah Anorganik
berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganikMahfuz
Idafi tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng
(Astriani, 2009). Berdasarkan sumbernya jenis-jenis sampah terdiri dari :
·
Sampah alam.
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
·
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi
dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
·
Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang
dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah
sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum
dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
·
Sampah nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi
nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat - tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang
dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang
masih dilakukan) . Sampah industri dan sampah pertambangan (Rahman, 2009).
Pengelolaan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari
material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda
antara Negara maju dan Negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area, Pengelolaan
sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan yaitu mengubah sampah
menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi
material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Adapun manfaat
pengelolaan sampah antara lain :
1. Penghematan
sumber daya alam.
2. Penghematan
energi.
3. Penghematan
lahan TPA.
4. Lingkungan
asri (bersih, sehat, nyaman) (Anonim, 2009).
Adapun teknik-teknik pemrosesan dan
pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan, khususnya di negara
industri antara lain adalah :
Pemilahan
sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan
jenisnya.
a. Pemadatan
sampah (baling)
b. Pemotongan
sampah
c. Pengomposan
sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayasa
d. Pemrosesan sampah sebagai sumber gas BO
e. Pembakaran
dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan energi panas
(Damanhuri, 2009).
A.
Berat
Jenis
Berat jenis sampah merupakan
perbandingan antara massa suatu jenis sampah dengan jumlah volume, ukuran ini
dipakai bila pemakaian ukuran belum dapat terpenuhi untuk itu memang di
perlukan suatu penelitian dulu berat jenis sampah untuk volume sampah tertentu.
Pengukuran berat jenis sampah
bertujuan untuk menetahui volume dari sampah, sehingga lebih mudah dalam
perencanaan penampungan atau alat angkut sampah.
Rumus:
B.
Komposisi
Sampah
Komposisi
sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa makanan. Kertas, koran,
karbon, kayu, kain tekstil, karet kulit, plastik, logam besi, non besi, kaca
dan lain – lain (misalnya tanah pasir batu dan keramik, atau komposisi sampah segala unsur – unsur tergabung dalam
suatu sampah.)
Pengkuruan komposisi sampah
bertujuan untuk
mengetahui komposisi yang terdapat dalam sampah, sehinga dapat dilakukan
cukup dengan pemilahan saja berdasarkan dengan kriteria tertentu.
Rumus
:
Contoh
komponen plastik
C.
Kadar
Air
Kadar air adalah persentase
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet
basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah
mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air
berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. (Syarif dan Halid, 1993).
Tabrani (1997), menyatakan bahwa
kadar air merupakan pemegang. peranan penting, kecuali temperatur maka
aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan
ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses
mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya.
Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah
diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses
tersebut.
Kadar air suatu bahan biasanya
dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk
setiap 100gr bahan disebut kadar air berat basah.
Rumus:
Berat bahan kering adalah berat
bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya
tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak
dapat seluruhnya diuapkan. (Kusumah, Herminianto dan Andarwulan, 1989).
Rumus
:
% kadar
kering =(100% - % kadar air )
D.
Kadar
Volatil
Kadar volatil sampah adalah jumlah
zat uap yang terrkandung dalam suatu sampah kering yang mengalami pemanasan dan
sisanya disebut kadar abu.
Rumus
:
Rumus
:
%
kadar abu =(100% - % kadar volatil )
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A.
Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini
adalah pemeriksaan berat jenis sampah, komposisi sampah, kadar air sampah, dan kadar
volatile pada sampah.
B.
Lokasi
Dan Waktu Praktikum
1. Lokasi
Pengambilan sampel
Adapun lokasi
pengambilan sampel yaitu jalan infeksi
kanal banta-bantaeng.
2. Lokasi
Praktikum
adapun
lokasi praktikum dilaksanankan di kampus kesehatan lingkungan Poltekkes
(Labolatorium).
3. Waktu
Praktikum
Praktikum
pemeriksaan berat jenis sampah, komposisi sampah, kadar air, dan kadar volatile
pada sampah pada hari senin, 15 oktober 2012-selasa, 16 oktober 2012
C.
Metode
Pemeriksaan
1.
PEMERIKSAAN
BERAT JENIS SAMPAH
a.
Alat
dan Bahan
·
Samel sampah basah 20 Liter
·
wadah yang telah diketahui volumenya
·
timbangan
·
sekop
·
hanscoon
·
masker
·
plastic (sebagai wadah sampel sampah)
·
alat tulis
Ø buku
Ø pulpen
b. Prosedur
Kerja
·
pertama persiapkan alat dan bahan yang
akan di gunakan
·
ambil sampah sebanyak ±20 Liter dari
suatu lokasi yang sudah di tentukan
(Kondisi lingkungan
yang kering, dan sampah yang berserakan)
·
aduk sampah tersebut kemudian masukkan
kedalan wadah yang telah di siapkan sampai penuh (tanpa pemadatan)
·
ketuk wadah tersebut ke lantai sebanyak
3 kali
·
timbang berat sampel dalam wadah (dalam
satuan kilogram)
·
catat hasil yang diperoleh
2.
PEMERIKSAAN
BERAT JENIS SAMPAH
a. Alat
dan Bahan
·
sampel sampah
·
timbangan
·
cawan petri
·
oven dalam suhu 105°C
·
penjepit
·
masker
·
handscoon
·
wadah (baskom)
·
alat tulis
Ø buku
Ø pulpen
b. Prosedur
Kerja
·
persiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan
·
berat sampah dari penetapan berat jenis
dipila-pila berdasarkan komponennya
misalnya : sampah organic
: Sampah plastic
:
sampah logam dll
·
setiap komponen hasil pemilahan
masing-masing di timbang
·
catat hasil yang di peroleh
3.
PEMERIKSAAN
KADAR AIR PADA SAMPAH
a. Alat
dan Bahan
·
sampel sampah dari penetapan sebelumnya
·
timbangan
·
cawan petri
·
oven dalam suhu 105°C
·
handscoon
·
sekop
·
masker
·
penjepit
·
wadah (baskom)
·
alat tulis
Ø buku
Ø pulpen
b. Prosedur
Kerja
·
pertama persiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan
·
cawan petri kosong di panaskan di dalam
oven dengan suhu 105°C
·
kemudian sampel sampah dari penetapan
komposisi, di campur kembali
·
sampel tersebut dibagi 4 bagian, dari
tiap bagian tersebut di bagi 4, pisahkan dari tiap bagian sejumlah sampel
kira-kira berat campurannya 100gr
·
timbang cawan petri kosong yang telah
dipanaskan di oven dengan suhu 105°C lalu catat hasil yang diperoleh
·
masukkan 100gr sampel sampah ke dalam
cawan petri yang telah di timbang
·
timbang kembali cawan petri yang berisi
sampel sampah
·
catat hasil yang di peroleh
·
panaskan cawan tersebut ke dalam oven
105°C selama 2 jam
·
keluarkan cawan petri lalu biarkan agak
dingin
·
masukkan cawan petri kedalam desicator
·
keluarkan cawan petri biarkan dingin
lalu timbang kembali (catat hasil yang diperoleh)
·
bila berat cawan belum konstan masukkan
kembali ke dalam oven dengan suhu 105°C selama satu jam
·
lakukan seterusnya sampai berat cawwan
konstan
c.
PEMERIKSAAN
KADAR VOLATIL PADA SAMPAH
c. Alat
dan Bahan
·
timbangan elektrik
·
furnace 600°C
·
Cawan krus proselin
·
penjepit
·
Sampel sampah halus yang sudah kering
·
desicator
·
alat tulis
Ø buku
Ø pulpen
d. Prosedur
Kerja
·
pertama persiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan
·
sampel sampah kering hasil penetapan
kadar air
·
gerus sampah sampai halus
·
timbang cawan krus kosong yang telah
dipanasakan selama 1 jam alam furnace dengan suhu 600°C lalu catat hasil yang
di di peroleh
·
masukkan sampel sampah ke dalam cawan
krus (sampah kering) ±4gr lalu timbang dan catat hasil yang diperoleh
·
masukkan cawan krus ke dalam furnace
dengan suhu 600°C selama 2 jam, lebihkan ±¼ jam untuk pencapaian temperature
600°C
·
matikan furnace, biarkan temperature
hingga ±80°C, kemudian keluarkan cawan krus tunggu sampai cawan krus dingin
·
masukkan ke dalam desicator, lalu
timbang cawan krus
·
catat hasil yang diperoleh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pemeriksaan
Berat Jenis Sampah
Rumus :
Berat jenis sampah =
Dik: Berat sampel : 3,24 Kg atau
3240 gr
Berat Kosong gardus : 240gr
·
berat
isi = berat sampel – berat gardus kosong
=3240gr – 240gr
=3000gr
=3kg
·
Volume gardus = P×L×T
= 35×20×24
= 16800 cm³
= 0,016 m³
Dit : Berat jenis sampah?
Penyelesaian:
Berat jenis sampah =
=
= 187,5
2. Pemeriksaan Komposisi Sampah
Rumus :
Komposisi sampah = × 100%
Dik: Berat
komponen organik : 3,24 kg
Berat sampel : 3,24 kg
Dit : Komposisi
sampah?
Penyelesaian:
Komposisi sampah = × 100%
=
× 100%
= 1 × 100%
= 100%
3. Pemeriksaan
Kadar Air sampah
Rumus :
% kadar air sampah = × 100%
Dik: Berat
cawan kosong : 40gr
Berat cawan isi a : 140gr
berat cawan isi b : 110,7gr
Dit : %
kadar air ?
Penyelesaian:
% kadar air = × 100%
=
× 100 %
=
× 100 %
=
29,3 %
% kadar kering = 100% - % kadar air
=
100% - 29,3%
=
70,75
4. Pemeriksaan
kadar volatile pada sampah.
Rumus :
% kadar volatil sampah = ×
100%
Dik: Berat
cawan kosong : 55gr
Berat cawan isi a : 59gr
berat cawan isi b : 55gr
Dit : %
kadar air ?
Penyelesaian:
% kadar volatil = × 100%
=
× 100 %
=
× 100 %
=
100 %
%
kadar abu = 100% - 100%
= 0
B. Pembahasan
1. Pemeriksaan
Berat Jenis Sampah
Berdasarkan
hasil pemeriksaan berat jenis sampah yang di lakukan pada hari senin tanggal 14
oktober 2012 sampai selesai di kampus poltekkes jurusan kesehatan lingkungan
dengan sampel sampah yang di ambil di TPS (tempat pembuangan sementara) di
jalan infeksi kanal banta-bantaeng dengan volume tempat sampah (Gardus) = 0,016
dan berat sampel 3kg . hasil yang diperoleh dari berat jenis sampah tersebut
adalah 187,g kg/m³
2. Pemeriksaan
Komposisi Sampah
Berdasarkan
hasil pemeriksaan komposisi sampah yang di lakukan pada hari senin tanggal 14
oktober 2012 sampai selesai di kampus poltekkes jurusan kesehatan lingkungan
saya dapat mnarik analisa hasil bahwa hasil dari komposisi sampah yaitu 100%
(komposisi sampah organic), hal ini di sebabkan karena dari semua sampel sampah
yang kami periksa hanya sampel sampah organic.
3. Pemeriksaan
Kadar Air Sampah
Berdasarkan hasil
pemeriksaan kadar air sampah yang di lakukan pada hari senin tanggal 14 oktober
2012 sampai selesai di kampus poltekkes jurusan kesehatan lingkungan, saya
dapat menarik analisa hasil bahwa persentase kadar air adalah 29,3 % lebih
kecil dari pada persentase kadar
persentasee kering yaitu 70,7%.
4.
Pemeriksaan Kadar Volatile Sampah
Berdasarkan hasil
pemeriksaan kadar volatil sampah yang di lakukan pada hari senin tanggal 14
oktober 2012 sampai selesai di kampus poltekkes jurusan kesehatan lingkungan,
saya dapat menarik analisa hasil bahwa persentase kadar volatile adalah 100 %
sedangkan persentase kadar abu adalah 0, dimana dapat dilihat bahwa persentase
kadar volatile jauh lebih banyak dari pada persentase kadar abu
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari praktikum, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1) Berat
Jenis Sampah dari hasil praktikum yaitu 187,5
kg/m
2) Komposisi
sampah dari hasil praktikum yaitu organic 100 %
3) Kadar
air sampah dari hasil praktikum yaitu 29,3 %.
4) Kadar
volatile sampah dari hasil praktikum yaitu 100 %.
B.
Saran
sampah bukanlah menjadi momok bagi kita semua,
tetapi kita tidak dapat melihatnya dari sisi pandang yang lain. sampah
merupakan tenaga baru dan mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi dengan
berbagai produk yang dapat dihasilkan maka berbagai alternative pengolahan
seperti pembuatan kompos, daur ulang, pembakaran, penimbunan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012 Analisa Sampah
http//:www.lap-Praktikum-11-analisa-sampah.htm
diakses jumat 10 oktober 2012
Anonim,
2012 Analisa Sampah
http//:www.lap-Praktikum-11-analisa-lingkungan-7analisa-sampah.htm
Budi Wijaya. Kadar
Air Sampah. http://budiwijayatl09.blogspot.com/2010/12/kadar-air-sampah-i.html,
diakses 13/12/2012.
http://www.isomwebs.com/2011/makalah-tentang-sampah/,
diakses 16/12/2012
LAMPIRAN
Opmerkings
Plaas 'n opmerking