PROPOSAL KEGIATAN FOGGING ”MENCEGAH TERJADINYA DBD DENGAN MELAKUKAN PENYEMPROTAN FOGING DI DESA TAULO KEC. ALLA KAB. ENREKANG”

MATA KULIAH                               : PVBP-B
DOSEN / INSTRUKTUR                  : H.HAMSIR AHMAD.SKM., M.Kes
                                                           

PROPOSAL KEGIATAN FOGGING
”MENCEGAH TERJADINYA DBD DENGAN MELAKUKAN
PENYEMPROTAN FOGING
DI DESA TAULO KEC. ALLA KAB. ENREKANG”




MUHAMMAD BASKORO BASRI 
P0.71.3.221.11.1.051
II.B



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM D-III
2013
A.  DASAR PEMIKIRAN

Penyakit DBD mulai terdapat di Indonesia sejak tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru di dapat pada tahun 1972. Penyebarannya dimulai dari Jakarta dan Surabaya yang merupakan pintu masuk ke wilayah Indonesia, baik lewat laut maupun udara dengan jumlah kasus sebanyak 38 orang dan angka kelatian 24 orang (case Fatality rate) yaitu 41, 3%. Sejak itu jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadik selalu terjadi KLB setiap tahun.
Di sulawesi selatan penderita DBD pertama kali ditemukan di kota Ujung Pandang pada tahun 1975 dengan jumlah kasus 8 orang penderita, 1 orang meninggal. Sampai dengan tahun 1979 penderita DBD masih menyebar ke pinggiran kota bahkan beberapa daerah tingkat tingkat II seperti Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa. Pada tahun 1985 telah menyebar kesembilan Kabupaten/ kotamadya Sulawesi Selatan dan pada tahun 1994 daerah endemis DBD di Sulawesi Selatan adalah 16 Kotamadya/ Kabupaten.
Pada kota Makassar jumlah kasus DBD menunjukkan angka kumulatif antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus dilaporkan sebesar 5884 0rang, meninggal 88 orang( diskes kota madya, 2006).
Selain itu di Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros kasus DBD setiap tahun pada tahun 2001 jumlah kasus 19 orang, tidak ada yag meninggal, tahun 2003 menunjukkan penurunan kasus sebanyak 12 orang, tahun 2004 kasus sebanyak 5 orang dan tahun 2005 jumlah kasus kembali meningkat sebanyak 19 orang serta pada tahun 2010 jumlah kasus 3 orang dan 1 meninggal dunia (Puskesmas Barandasi 2010).
Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit DBD karena virus penyebab penyakit ini (Infections Agent) terdapat dimana- mana dan sampai saat ini belum ditemukan adanya vaksin yang tepat untuk mencegah dan memberantas virus dengue selain itu penyebaran penyakit (vektor) DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypti juga tersebar luas baik dikawasan permukiman maupun tempat- tempat umum.
Salah satu jalan untuk menurunkan angka insiden penyakit DBD adalah mencegah wabah DBD didasarkan pada pengendalian vektor yaitu dengan fogging, fogging bertujuan untuk membunuh sebagian besar vektor infektif dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri (Iskandar, dkk,1985). Alat yang digunakan untuk fogging terdiri dari portable thermal fog machine dan ultra low volume ground sprayer mounted. Hal ini untuk mencegah atau mengurangi perkembangan vektor dan kontak manusia terhadap vektor patogen.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular dan endemis di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit yang banyak menimbulkan keresahan di masyarakat karena tingginya angka kesakitan yang ditimbulkan serta kematian dalam waktu yang singkat. Peratama kali penyakit DBD dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Penyakit ini sendiri menyebar luas dan berjangkit di seluruh wilayah provinsi di Indonesia. Oleh karena itu untuk mencegah penyakit ini, diperlukan peran serta masyarakat dalam member jentik/ nyamuk penularannya (AedesAegypti) atau dikenal dengan istilah pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah Dangue ( PSN DBD).
Pilihan yang popular adalah pengasapan insektisida dengan mesin yang dapat menyemburkan asap tebal insektisida dengan baunya yang khas dan mesin yang khas dapat didengar, dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Hal itu sekaligus menujukkan bahwa pemerintah telah melaksanakan tugasnya dan hal ini dapat menimbulkan “rasa aman” pada masyarakat. Walupun kasus masih bermunculan, kepanikan masyarakat untuk sementara dapat di redakan, kalaupun petaka akhirnya juga menimpa keluarga mereka, suratan takdir yang dijadikan rujukan.



B.  MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam kegiatan pengasapan atau foging ini bertujuan untuk mencegah tejadinya penyakit DBD yang dapat menyerang masyarakat Desa Taulo Kec. Alla Kab. Enrekang.

C.  NAMA KEGIATAN
       Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Lingkungan Kota Makassar, maka kegiatan ini bernama “Penyemprotan Fogingdengan tema kegiatan ”Mencegah Terjadinya DBD Dengan Melakukan Penyemprotan Foging di Desa Taulo Kec. Alla Kab. Enrekang”

D.  WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/Tanggal                  : Minggu, 14  April 2013
Tempat                           : Desa Taulo Kec. Alla Kab. Enrekang.
Waktu                            : 06.00 – 08.00 wita

E.  PELAKSANA KEGIATAN
Adapun pelaksana kegiatan pada kesempatan ini, yaitu Petugas Sanitasi Lingkungan Kecamatan alla

F.     SUMBER DANA
1.      Departemen Kesehatan
2.      Kepala Desa
G.  SKETSA LOKASI
Gambar sketsa lokasi yang akan dilakukan penyemprotan, pada lampiran ke I

H.    CARA KERJA
Cara melarutkan insektisida dan cara penyemprotan, pada lampiran ke II

I.       RINCIAN DANA
Adapun rincian dana yang dibutuhkan, dipaparkan, pada lampiran ke III

J.   PENUTUP
Besar harapan kami kepada Bapak/ibu atas kesediaannya bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini..Terimakasih atas perhatian dari Bapak/ibu.

Billahi Tauffik wal Hidayah
Wassalamu alaikum wr.wb








Makassar,  April 2013















Pelaksana
Penyemprotan Foging,

     Ketua                                                                     Sekretaris


Basri                                                          Irna Ariani Fajeri




                                    Mengetahui,
Kepala Dusun                                                 Kepala Desa


         (                           )                                          (                            )


Menyetujui,
Dinas Kesehatan,



                                                (                                    )






  



Lampiran I
SKETSA LOKASI PENYEMPROTAN
Dena: Desa Taulo Kecamatan Alla Kab.Enrekang


 


Lampiran II
CARA KERJA
a.       Alat
1)      Jumlah rumah 120 rumah
2)      Swing Fog Machine 2 buah
3)      Jerigen Solar 2 buah
4)      Jerigen bensin 2 buah
5)      Corong 4 buah
6)      Pengaduk
7)      Ember
8)      Alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet.
b.      Bahan
1)      Malation 4 liter
2)      Bensin 25 liter
3)      Solar 80 liter
I.     Cara melarutkan insektisida
a.       Tuangkan insektisida kedalam jergen
b.      Tuangkan solar/minyak tanah sehingga menjadi 20 liter
c.       Kocok jergen agar larutan merata
d.      Masukkan larutan kedalam mesin fog dengan corong bersaring
II.      Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Penyemprotan
a.       Menutup pintu, jendela dan biarkan tertutup sampai ± 15-30 menit.
b.      Menyelimuti sangkar burung
c.       Mematikan api/kompor
d.      Melakukan 3 M untuk membasmi jentik DBD
III.   Cara penyemprotan
a.       Pengasapan dilakukan dari rumah ke rumah
b.      Pertama-tama dari bagian belakang rumah kedepan
c.       Jika berlantai dari lantai atas kebawah
d.      Selanjutnya semprot diluar rumah.


Lampiran III
RINCIAN DANA

Swing Fog Machine 2 buah =  2            x Rp 1.600.000,-         = Rp 3.200.000,-
Malathion 4 liter                  =  4   x Rp      100.000,-                 = Rp    400.000,-
Bensin 25 liter                     = 25  x Rp        6.000,-            = Rp    150.000,-
Solar 80 liter                        = 80  x Rp        6.000,-         = Rp    480.000,-
Jerigen 20 liter                    =  6   x Rp      35.000,-         = Rp    210.000,-
Baterai 8 buah                     =  8   x Rp       10.000,-        = Rp      80.000,-
Gaji petugas 6 orang           = 6    x Rp    150.000,-         = Rp    900.000,-
Biaya administrasi              =                                           = Rp    250.000,-
      Corong 4 buah                    = 4    x Rp       12.000,-        = Rp     48.000,-
      Biaya lain                            =                                           =Rp   300.000 ,-


Jumlah                                                                             = Rp 6.106.000,-

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

LAPORAN PEMERIKSAAN BERAT JENIS SAMPAH, KOMPOSISI SAMPAH, KADAR AIR SAMPAH DAN KADAR VOLATIL SAMPAH

Perishable food